Skip to content

Membaca Qur’an dengan Sebenarnya

31 March 2015

القرآن حجة لك أو عليك
[Hadits Riwayat Muslim)

… Al Qur’aanu hujjatun laka aw alaika …
(Al Quran bisa jadi penolong bagimu atau atasmu.)

Maksudnya, Al-Quran itu dapat menjadi hujjah yang akan membela kamu atau hujjah yang akan membantah kamu pada saat yaumil hisab nanti.

Siapa kira-kira yang akan dibela Quran, sehingga orang itu selamat sampai ke surga?
Siapa kira-kira yang akan dibantah Quran, sehingga orang itu digagalkan untuk masuk surga dan terseret masuk neraka?

Ketika kita dihadapkan oleh 2 pilihan orang yang akan kita tolong, apakah kita akan memilih orang yang mencintai kita dan percaya kepada kita, ataukah orang yang sama sekali tidak memandang kita dan tidak menghargai kita?

Tentu jawabannya sudah jelas. Maka cintailah Al-Quran, percayalah bahwa kelak ia akan menolong kita. Imanilah dia. Jangan sampai justru sebaliknya, sehingga ia berkata ‘ Ya Allah, orang ini tidak pernah menyentuhku, tidak mencoba memahamiku, ia tidak mencintaiku, aku tidak ingin ia masuk surgaMu’. Jangan sampai!

Terus, bagaimanakah cara kita mencintai dan mengimaninya? Gampang saja kita mengaku beriman, gampang saja kita bilang cinta. Tapi sayangnya iman dan cinta itu ada syarat dan kriterianya, dan ia juga butuh pembuktian, nggak cuma di mulut.

(الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ)
[Surat Al-Baqarah 2:121]

“Alladzina aataina humul Kitab, yatluunahu haqqo tilawatihi, ulaaika yu’minuna bihi, wa may yakfur bihi fa ulaaika humul khoosirun.”
‘Yaitu orang-orang yang membacanya dengan sebagaimana mestinya (haqqo tilawah), mereka itulah beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang orang yang merugi”

Iman kepada Kitab, sebagai salah satu dari rukun iman, adalah dengan ber-haqqo tilawatihi. Membaca dengan sebagaimana mestinya, membaca dengan bersungguh sungguh.

Menurut ustadz Hudallah dalam kajian Menikmati Al-Quran rutin di Masjid Tenda Nurul Iman, ‘haqqo tilawatihi’ ini mengandung 4 aspek kesungguhan dalam membaca al-Quran yaitu bersungguh sungguh dalam lisan, ilmiah, amaliah, da’wiyah.

Implementasi:
1. lisan : membaca dengan tahsin dan tartil
2. ‘ilmiah : memahami / mengetahui arti dan kandungannya (tafsir)
3. ‘amaliah : mengamalkannya dalam kehidupan
4. da’wiyah : menyerukan dan menyebarkannya kepada orang lain. 

Sudahkah kita semua membaca Al-Quran dengan haqqo tilawatihi? Sebelum itu terjadi, jangan harap hujjah yang baik bagi kita darinya. Atau malah yang muncul adalah hujjah yang memberatkan kita nanti? Na’udzubillahi min dzalik.

Peran

2 September 2014

Disadari atau tidak, setiap orang berperan dalam suatu Rencana Besar. Ada orang yang cerdas, ada yang telmi. Ada orang yang berbakat memimpin, ada orang yang berbakat mengatur, ada orang yang berbakat menjadi pengikut.

Ada orang yang mampu mengumpulkan banyak harta, ada yang cuma mampu sedikit. Ada orang sering berpergian, ada yang di kantor aja. Ada orang yang suka mikir dan merencana, ada yang suka bergerak.

Masing-masing punya peran. Temukan dan sadari peran itu dan lakukan yang terbaik. Jangan sombong, jangan minder.

Manchester United

20 February 2014

Saya merasakan kebencian luar biasa dengan pendukung Man Utd di negeri ini.

Mungkin cemburu, tidak rela ada orang lain yang mencintai sesuatu selain saya. Wajar dong. Bayangkan saya telah mendukung tim ini dari saya kelas 5 SD, ketika saya menyaksikan Road to Wembley di TVRI, gol ketiga United pada semifinal FA CUP 89-90. Gol itu diciptakan Danny Wallace.

Sekarang saya tanya ke fans United lainnya, siapa yang kenal Danny Wallace? Si Danny inilah yang membuat saya jatuh cinta dengan kostum merah bertuliskan SHARP. Gol kaki kirinya dilakukan sambil berlari terjatuh terguling, setelah mengecoh kiper Oldham.

Di saat temen-temen SD mendukung AC Milan atau Inter Milan (maklumlah pada saat itu jaman keemasan liga Itali), saya dukung United. ‘Tim apaan tuh?’ seloroh mereka waktu itu. Tanpa mereka dan saya sendiri menyadari, bahwa 2 tahun setelah itu tim ini mendominasi jagad persepakbolaan selama 20 tahun.

Jadi sorry ya, saya sudah mencintai klub ini sebelum kalian semua. Saya beda dengan kalian. I’m in a different league. Tidak sama orang yang mencintai pada saat sebelum sukses, dan pada saat setelah sukses, hehe.

Ignore this.